in NULIS NULIS
Kuliah Jurusan Pariwisata itu bagaimana sih? Enak atau susah sih? ini mitos mitosnya.
- Kuliahnya gampang.
“Kuliah di Teknik susah ah, di Ekonomi apalagi, di jurusan Hukum males hapal undang-undang, di IT gak paham komputer, di Psikologi ga paham, Bahasa? Gak bisa ngomong, ya udah ambil pariwisata aja, kayaknya enak, bisa jalan-jalan”
Seperti itulah kira-kira bisikan iblis yang ke anak-anak takut
menghadapi masa kuliah, kegalauan super duper galau. Kemudian
terputuskanlah. Kuliah yang gak banyak mikir, bisa bikin bahagia, ambil
jurusan jalan-jalan, pa-ri-wi-sa-ta. Kelihatannya emang enak jurusan
pariwisata, jalan-jalan, tapi tunggu dulu, gak segampang itu bung! Gak
percaya? Yuk liat apa yang sebenarnya bakal dipelajari anak jurusan
pariwisata.
- Statistik pariwisata, Mata kuliah yang bakal ngitung-ngitung angka. Kayak ngitung jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata, trus prediksi dari demografinya, geografi, sampai ke psikografi, biar bisa tau kebijakan objek wisata itu mau di bawa kemana. Belajar menghitung bung!
- Tourism behavior, kayak bahas perilaku wisatawan, belajar psikologi bung!
- Ekonomi pariwisata, di sini membahas seberapa besar dampak pariwisata di suatu destinasi atau objek wisata, secara makro dan mikro. Belajar ekonomi bung!
- Tourism law, belajar gimana aturan-aturan kalau buat objek wisata, hotel, restoran, dan usaha pariwisata lain. Belajar hukum bung!
- Studi Wilayah atau perencanaan destinasi, belajar zonasi pengembangan kawasan wisata. Belajar teknik bung!
- Manajemen objek wisata. Belajar manajemen bung!
- Ekowisata, ini belajar tentang menembangkan pariwisata berbasis kepada alam. Belajar ilmu kehutanan atau lingkungan bung!
- Tourism philosophy. Udah ketauan deh bakal belajar apa, ya tentang filosofi manusia melakukan perjalanan wisata. Belajar filsafat bung!
- Bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Jepang, bahasa Mandarin. Belajar bahasa bung!
- Geografi pariwisata. Ya bahas pemetaan potensi wisata, bisa daerah, provinsi, sampai nasional, pemetaan! Belajar geografi bung!
- Pariwisata budaya. Tentang bagainama mengembangkan pariwisata yang didasarkan kepada kearifan budaya lokal. Belajar antropologi, sejarah, arkeologi bung!
Itu baru beberapa mata kuliah saja loh (tiap kampus beda-beda) yang lebih mengerikan masih banyak! So, welcome to the jungle! Anda zonk!
- Jalan Jalan terus kerjaannya.
“Enak ya anak pariwisata ini, weekend kerjaannya ke objek wisata, ngerjain tugas sambil jalan-jalan, gak kayak aku anak farmasi, kalau ada tugas dari pagi sampai malam bisa sampai jereng di lab ngliatin alat-alat laboratorium”
Eh eh, itu kelihatannya saja bu. Ke objek wisata itu kerjaanya banyak
bu, kalau mata kuliah Studi Wilayah (ilmu tata ruang) kita ke objek
wisata bisa ngeliat atraksi yang ada, potensi yang ada bagaimana,
wawancara dengan tokoh adat, masyarakat setempat, dimarah-marahin warga
setempat karna dikira titipan dari caleg yang ingin pencitraan, sampai
mau digebukin. Ya ada. Melihat aksesbilitas, mengukur jalan ke objek
wisata, menghitung jembatan, liat sarana dan prasarana lain. Mengkaji
amenities destinasi wisata, kayak ngitungin tong sampah, kamar mandi,
toko toko souvenir sampe pembuangan limbah, sampai melihat ancillary
service, kayak brosur pemasaran, pintu gerbang, peta dan lain lain.
Bisa seminggu tuh di objek wisata, pagi sampai sore. Masih mau bilang
tugasnya anak pariwisata enak-enak? Pernyataan anda harus dikaji ulang!
- Nama jurusan kurang popular.
“Kamu kuliah ambil jurusan apa dek?” | “Pariwisata pak” | “wah, ada ya? Kerjaannya jalan-jalan ya?”
Pasti pernah deh walau sekali dapet pertanyaan seperti ini. Maklum dunia kepoisme
jaman sekarang memang sedang semena-mena. Ya jawabnya pasti jujur juga
kan? Gak mungkin jawab anak kedokteran, muka-muka anak pariwisata itu
seperti objek wisata, penuh keindahan terselubung.
Memang sih jurusan pariwisata kurang populer dibanding jurusan lain
seperti ekonomui, hukum, ilmu politik, psikologi, dan yang lainnya, ini
karena pariwisata di Indonesia baru diakui sebagai ilmu pada tahun 2008
kemaren, dimana negara lain pariwisatanya udah maju jauh. Meski baru
seumur jagung yang udah hidup 6 tahun, di berbagai kota jurusan
pariwisata menjadi yang favorit. Di fakultas ilmu budaya UGM, jurusan
pariwisata menjadi yang favorit, mengalahkan IT dan ekonomi, di Sekolah
Tinggi Pariwisata Pelita Harapan, Manajeman periwisata juga yang
terfavorit, STP Trisakti, STP Bandung, STP Bali, sampai STP Ambarrukmo
di Yogyakarta mengalami peningkatan pesat dari jumlah mahasiswa
pariwisatanya. Itu bukti jurusan pariwisata mulai mengambil jatah
jurusan lain, bersiap-siaplah tersingkir wahai jurusan lain.
- Mahasiswa pariwisata tahu semua tentang pariwisata, objek wisata sampai hotel.
“bro, gue mau ke jogja seminggu nih, lu yang ajakin muter-muter keliling jogja ya?”
“mas, tau hotel pakuningratan gak? Katanya sih di daerah jogja”
“bosku mau ke jogja nih, mau ke Borobudur, tolongin jadi guide yah”
Banyak pasti yang bertanya atau minta tolong kayak gitu. Ya ia sih
kita anak pariwisata, tapi gak semua objek wisata kita tau. Gak semua
hotel di kita hafal, emang kita Dinas Pariwisata? Dan gak semua objek
wisata kita tau ceritanya, objek wisata itu ada banyak bung! Please deh.
- Paham tentang pengembangan desa wisata.
Sama seperti kasus di atas. Di kampus pariwisata nih, di beberapa
kampus pariwisata seperti di STP Trisakti Jakarta, Ilmu Pariwisata ntar
dibagi-bagi lagi spesialisasinya.
Ada attractions and destination, human resource management in tourism, tourism marketing, MICE, lodging, heritage, sampai ke culinary. Nah kalau dapet anak pariwisata yang spesialisasinya culinary, dan kamu tanya tentang desa wisata, bisa digoreng hidup-hidup anda.
- Penampilan sangat elegan.
Pernah maen ke STP Bali? STP Bandung atau NHI, atau ke STP Pelita
harapan? STP Ambarrukmo, STP AMPTA? Celana kain, kemeja, dasi, jas,
pantofel, sampai rambut klimis jadi keharusan mereka.
Ya seperti itulah sedikit kebiasaanya. Tetapi di belakang itu semua,
mahasiswa yang dasinya gak dipakai, atau diturunin seperti drama korea
juga ada, pantofel diganti jadi sepatu sneakers juga banyak, jasnya
sampai buluk ada juga. Ya intinya gak semua yang anda lihat itu seperti
itu adanya. Liatlah ke mahasiswa kepariwisataan FIB UGM, ke universitas
pancasila, semuanya berbeda ketika negara api menyerang. Sama seperti
mahasiswa pada umumnya.
- Kuliahnya mahal.
STP Pelita Harapan? Gak usah dilihat deh harganya, di STP Trisakti?
STP Bandung? STP Sahid? STP Bali? Kepariwisataan di FIB UGM? Kalau
woles, buka aja di web PMB, dan lihat berapa nominal rupiah yang haru
anda keluarkan kalau ingin masuk ke kampus/jurusan pariwisata, bikin
geleng-geleng kepala bapak deh. Kalau dinalar memang mahal sih, karena
biaya operasional untuk mengajar sambil jala-jalan itu tidak murah, tapi
lihat ke kampus yang lain, yang juga buka jurusan pariwisata, STP
AMPTA, STP Ambarrukmo, BSI, STIPARY, dan yang lainnya, banyak yang murah
koq, yang lain mahal karena segmen mereka memang menengah keatas, dan
citra mereka menutupi kampus lain, yang mengakibatkan efek stereotip
yang menyatakan bahwa masuk jurusan pariwisata adalah mahal. Padahal
tidak!
- Proses kuliahnya gampang.
Gampang itu relatif sih ya. Tetapi, fikiran orang awam lagi-lagi
menyatakan bahwa gampang banget kuliah di jurusan pariwisata, bisa
difikir sambil baca komik. Tunggu dulu, kita liat contoh kurikulum anak
pariwisata di STP Ambarrukmo untuk S1 Pariwisata, semester II di samping
kuliah regular, mereka harus buat jurnal tentang kasus pariwisata dalam
negeri, atau disebut Domestic case study (DCS) dimana mahasiswa harus
melakukan studi kasus di seluruh Indonesia untuk menganalisis objek
wisata di tempat tersebut, selanjutnya semester IV harus FCS, atau
Foreign Case Study, yang mengharuskan mahasiswa keluar
negeri untuk mengkomparasi objek wisata di luar negeri dengan di
Indonesia. Selanjutnya ada magang kerja, bisa ke dinas pariwisata, ke
bandara, imigrasi, hotel, tour and travel, dan industri pariwisata lain
selama 3 bulan, atau bisa diganti dengan Job Arientasi ke luar negeri
selama 6 bulan, selanjutnya harus KKN-Pariwisata, Proposal Skripsi,
Seminar, dan Ujian akhir, dan bisa berulang dari awal kalau
“bermasalah”. Belum kurikulum di kampus pariwisata lain. Gampang bukan? J
- Kalau lulus, kerjanya di objek wisata atau hotel.
Pariwisata itu basik ilmunya adalah hospitality atau keramahtamahan, yaitu ilmu tentang service, atau belajar bagaimana melayani guest.
Ilmu ini memang banyak digunakan di Hotel, tetapi, di era sekarang, 60%
dari produk barang adalah pelayanannya. Sebagus-bagusnya produk anda,
kalau servicenya gak bagus, katanya your product is nothing! Jadi ilmu tentang pelayanan bisa di aplikasikan ke berbagai industri, bisa di perusahaan perbankan, operator seluler sebagai customer service,
maskapai penerbangan, Kereta Api, PELNI, ke pelayanan konsultan, PNS,
bahkan sampai ke perusahaan pertambangan, sebagai orang yang suka
nge-lobi, atau ngomong, karena katanya orang pariwisata itu katanya
pinter banget melayani (baca: ngoceh).
Jadi, apakah harus kerja di objek wisata atau hotel saja?
10. Jalan jalan terus.
Tidak selamanya mendung itu hujan, tak selamanya anak pariwisata
jalan-jalan, kuliah full 1 semester di dalam ruangan kelas sampai otak
berbusa juga sering terlewati, mengantuk, tertidur, bolos, sampai merasa
bahwa dunia ini akan berakhir juga pasti terasakan anak jurusan
pariwisata. Ini kuliah bung, kita ada digalaxy yang sama wahai
mahasiswa, jadi karna judulnya masih kuliah ya harus ngerasain yang
seperti itu. Di situlah siksaanya.
11. Skripsinya gampang.
Skripsi koq gampang. Gampang itu mbego-begoin ABG, kasih janji-janji manis, udah deh.
“PENGARUH NEGARA ASAL TEHADAP MOTIVASI WISATAWAN MENGUNJUNGI OBJEK WISATA CANDI PRAMBANAN”
“THE EFFECT OF ONLINE TRAVEL AGENCY CUSTOMER PERCEIVED VALUE TO SATISFACTION AND LOYALTY (A CASE STUDY AT VALADOO.COM)”
“HUBUNGAN KUALITAS PELAYAN, CITRA, DAN PROMOSI TERHADAP LENGTH OF STAY GUEST DI HOTEL ROYAL AMBARRUKMOYOGYAKARTA”
“MOTIVASI WISATAWAN MENGGUNAKAN PAKAIAN ADAT JAWA KETIKA MENGUNJUNGI OBJEK WISATA BUDAYA MAKAM RAJA-RAJA MATARAM IMOGIRI”
“STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI BARON BERBASIS KEPADA
EKOWISATA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SECARA EKONOMI, SOSIAL
DAN BUDAYA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL”
Itu sekelumit judul-judul skripsi yang biasanya dipakai mahasiswa
pariwisata kalau mau skripsi atau tugas akhir, Bab I,kulaitaitif,
kuantitatif, latar belakang masalah, Bab II, teori-teori, Bab III
motodologi penelitian, pengambilan sampel, variable indipenden,
dependen, moderator, parameter, iji f, uji t, regresi, sederhana,
berganda, bermain dengan kuisioner, wawancara, SPSS juga pasti terlalui,
di maki-maki dosen pembimbing sampai gak bisa tidur, dan berasa dunia
sudah berakhir, semua pasti merasakannya. Gampang koq J
12. Kuliahnya lama.
Lagi-lagi ini merupakan penyimpulan yang membabibuta. Karna lama itu
bukan tentang dimana dia kuliah dan mengambil jurusan, lama itu tentang
bagaimana berkomitmen menyelesaikan kuliahnya. Itu.
13. Bacaannya buku objek wisata saja.
No no no no. liat poin pertama deh, hampir semua buku dilahap ama
anak pariwisata, karena ketika mengembangkan sebuah destinasi wisata,
atau objek wisata, kita harus belajar semuanya tentang unsur-unsur yang
ada di dalam kawasan wisata tersebut, sosial budaya, lingkungan,
masyarakat, ekonomi, manajemen, keuangan, komunikasi, pemasaran, tata
ruang. Hampir semua lingkup kajian keilmuan dipelajari. Good bye buku-buku yang mengulas kunjungan ke objek wisata, itu hanya hiburan, seperti mahasiswa jurusan-jurusan lain.
14. Kuliahnya basi.
Basi itu bukan tentang jurusan kuliahnya tetapi tentang siapa
dosennya. Setiap kampus pasti punya mahluk dosen terbasi yang selalu
eksis di jamannya. Jadi nikmatilah kebasian tersebut, karena dikampus
manapun itu kebasiismean dosen pasti selalu ada, mereka ada dimana-mana
dan berkembangbiak. Jadi, nikmatilah, dan banyak berdoa.