Senin, 22 Desember 2014

Gak Enak Tau, Kuliah Jurusan Pariwisata itu.

Mahasiswa. Sumber : www.novaldyblog.com
Mahasiswa. Sumber : www.novaldyblog.com

Kamu ngeluh kuliah di Ekonomi? Di Sastra? MIPA? TI? Manajemen? Bahasa? Kita anak pariwisata super duper dobel jauh lebih gak enaknya, kenapa?
  1. Bikin bingung.
Bingung. Sumber : thesnapper.com
Bingung. Sumber : thesnapper.com

Bingung. Ini jurusan apa sih? Apalagi di setiap kampus beda-beda namanya, di FIB UGM, jurusan Kepariwisataan, di STP Ambarrukmo, SI Hospitality, ada yang menyebutnya manajemen pariwisata, bisnis pariwisata, pariwisata, tour and travel, perhotelan, atau apalagilah yang ada di luar sana. Beda ama Arsitek, mau dari sabang sampai merauke juga sama, ekonomi juga, dokter juga ya tetep dokter, gak beda beda, nah pariwisata? berjuta nama membingungkan, Itu hanya beberapa nama yang terlihat baik, setidaknya untuk kampus yang melahirkannya, intinya ya sama aja koq, jurusan yang mempelajari tentang perilaku manusia yang melakukan perjanan wisata dan apa imbas yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Masih tetep bingung? Ya inilah nggak enaknya kuliah jurusan pariwisata, bikin bingung!
  1. Mau jadi apa besok?
Mahasiswa bahagia. Sumber : storiesofbhonks.blogspot.com
Mahasiswa bahagia. Sumber : storiesofbhonks.blogspot.com

Apa ya? Karena poin pertamanya adalah bikin bingung, jadi kalau ditanya mau jadi apa besok, ya bingung. Guru, bisa, dosen, bisa, di hotel juga bisa, restoran sanggup, di PNS bisa juga, lah yang bener dimana sih? Bahkan mahasiswa pariwisata ada beberapa yang masih bingung pas ditanya mau jadi apa, bahkan ketika susah luluspun begitu. Gak enak kan tak diberi kepastian gini?
  1. Koq bisa kerja disini?
Mahasiswa STPBI Denpasar

Ketika sudah kerjapun kadang masih bingung, koq bisa kerja di sini sih? Aku kan Amd. Par, atau S.Par, koq bisa kerja di operator seluler, di perusahaan perbankan? Restoran? Percetakan? Apa yang salah denganku? Kalau anak jurusan lain kan jelas, arsitek, ya jadi arsitektur, dokter ya jadi dokter, PR jadi humas, Advertising ya di agency periklanan, lah anak pariwisata? Dimana? dimana?
  1. Belajarnya apaan sih?
Mahasiswa Pariwisata. Sumber : susantoharyadi.blog.com
Mahasiswa Pariwisata. Sumber : susantoharyadi.blog.com

Banyak. Sampai yang gak kepikiranpun dipelajari, makanya ini buat bingung. Manajemen, bisa jadi, Budaya, ia juga, psikologi, dikit dikit juga ada, marketing juga ada, belajar apa sih sebenernya? Heran deh. Terjebak.
  1. Gak keren kalau ketemu temen.
Mahasiswa. Sumber : www.matoa.info
Mahasiswa. Sumber : www.matoa.info
“eh bro, kuliah dimana sekarang? Jurusan apa?”
Mau jawab, tapi takut temen temen gak paham, Pariwisata apaan bro? jurusan mereka kan ada yang manajemen bisnis, public relation, psikologi, tehnik sipil, tehnik informatika, lah gue, pa-ri-wi-sa-ta, sungguh gak jelas, orang jalan jalan koq dipelajari. Aneh.
  1. Gak keren di depan calon mertua.
Mahasiswa UGM. Sumber : bemkmfaugm.wordpress.com
Mahasiswa UGM. Sumber : bemkmfaugm.wordpress.com

Nah, ini nih yang biasanya paling gak enak, ketika berandang ke rumah pacar, kemudian dari singgahsananya si calon mertua nanya.
“kuliah ambil jurusan apa dek? Dah semester berapa?”
Kemudian dijawablah ambil jurusan pariwisata om, semester akhir. Sudah kebaca raut muka om camer, nyipit, muka keras, gak beraturan. Mau jadi apa anakku kalau dengan anak pariwisata? Kuliah gak jelas, prospeknya kedepannya, ambigu.

Sumber Artikel:  http://bersabda.com/gak-enak-tau-kuliah-jurusan-pariwisata-itu/  (dengan perubahan)

Rabu, 03 Desember 2014

Tanggapan dari Artikel “AS PASAR POTENSIAL WISATA KONVENSI” - Task


Ringkasan Artikel:

Berdasarkan analisis pasar, tiap tahunnya perusahaan-perusahaan di AS membelanjakan milyaran dolar AS untuk wisata konvensi bagi distributor, agen dan karyawannya.

Turis AS sangat peduli dengan kelestarian lingkungan hidup sehingga berbagai produk pariwisata dengan konsep eco friendly menjadi pilihan utama mereka. Promosi-promosi yang berlabel ramah lingkungan tentunya akan sangat efektif di pasar AS.

Untuk dapat menangkap pasar wisata konvensi dari wisatawan AS, perlu dilakukan pendekatan kepada Singapura (Singapore Airlines dan Singapore Tourism Board) dalam rangka merencanakan paket twin market antara Singapura dan Bali untuk paket MICE bagi AS.

Order-order MICE sangat ditentukan oleh pendekatan personal khususnya dengan agen MICE tertentu. Tak ketinggalan melakukan sales call ke pemerintah serta fleksibilitas dalam mengakomodasi permintaan organizer.

Selain itu, dari segi revenue grup MICE sangat tinggi, spending money wisatawan MICE 10 kali lebih besar daripada wisatawan biasa, karena wisatawan MICE dipastikan akan memakai kamar, menikmati kuliner dan ruang meeting. 

Banyaknya wisatawan mancanegara yang memilih Bali sebagai wisata MICE juga tidak terlepas dari keramahtamahan masyarakat dan lingkungan yang aman serta nyaman.

Tanggapan:

Menurut saya, artikel tersebut sangat menarik. Peluang untuk dilakukannya pendekatan kerjasama bilateral Indonesia (bukan hanya Bali) dengan Singapura dalam bidang wisata MICE sangat besar. Kerjasama ini juga akan lebih mudah terealisasi pada tahun 2015 mendatang dengan dibukanya ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan bergabungnya negara-negara di ASEAN dalam ASEAN Economic Community (AEC). Ini dapat dikatakan sebagai kerjasama mutualisme, karena Singapura bisa menyediakan tempat konvensi yang berkelas dunia dengan konsep eco friendly yang disukai participants asal AS dan Bali bisa menyediakan hiburan bagi participants AS yang jenuh dengan suasana dinas/rapat dengan menyuguhkan seni, budaya, serta keindahan alam dan keramahtamahan yang sudah mendunia.


Masyarakat Bali yang kental dengan Budaya Tradisional

Keceriaan dan keramahtamahan masyarakat Bali yang selalu terpancar dari senyum mereka

Keindahan alam Bali memberikan ketenangan dan kedamaian yang disebut Surga (Island of Paradise)

Garden by The Bay merupakan bangunan yang berkonsep Eco-building di Singapura

Garden by The Bay di malam hari memberikan kesan tersendiri bagi para penikmat seni dan keindahan alam yang bersatu dalam modernitas